Sabtu, 25 Mei 2013

Apa yang kau takuti, jika berhijab?



Ukhti, sekedar ingin mengingatkan bahwa berjilbab itu bukan pilihan tapi suatu keharusan. Mau tidak mau, siap tidak siap. Bukan memaksa tapi ini adalah perintah Allah yang termagtub dalam Al-Quran surat An-nur ayat 31. Allah tidak hanya memerintahkan kita untuk sholat, puasa, atau berzakat tapi juga berjilbab. Perintah berjilbab sama halnya dengan perintah-perintah Allah yang lain yang harus dilakukan. Jadi bukan berarti orang yang buruk akhlaknya tidak boleh atau tidak harus berjilbab, meskipun alangkah lebih baiknya jika orang berjilbab disertai dengan ahlak yang baik.  Lagi pula ukhti, saya bisiki ya berjilbab itu punya banyak hikmah buat kita.

Ukhti, apa yang kau takuti jika berjilbab?
Apakah kamu khawatir jika berjilbab tidak akan kelihatan cantik lagi? Salah besar ukhti. Coba kau lihat baik-baik perempuan yang berjilbab, kecantikan yang ditampilkan berbeda dengan perempuan yang tidak berjilbab. Perempuan berjilbab akan memancarkan kecantikan dari hati yang tidak akan luntur dimakan waktu. Perempuan berjilbab tidak hanya cantik dilihat bahkan menyejukkan, menenangkan, adem rasanya. Dia senantiasa kelihatan anggun dengan busananya yang tertutup.

Ukhti, apa yang kau takuti jika berjilbab?
Apakah kamu takut jika berjilbab tak ada laki-laki yang mendekatimu? Pemikiran ini salah ukhti. Sebab tak
ada laki-laki yang tidak menginginkan perempuan baik-baik walaupun dia preman sekalipun. Bahkan laki-laki akan lebih menghargaimu, dan kau akan mendapat perlakuan yang berbeda dari mereka yang tidak berjilbab. Untuk bersalaman saja mungkin mereka akan berpikir dulu, sedangkan kepada mereka yang tidak berjilbab mereka tidak akan sungkan memegangnya tanpa bersalah sedikitpun.
Teringat ketika dulu saya pernah terlibat perbincangan dengan salah seorang teman laki-laki saya di kampus. Waktu itu mata kami secara bersamaan tertuju pada seorang perempuan cantik yang sedang berjalan dengan jilbabnya yang syar’i. Cantik sekali perempuan itu ungkapnya. Lalu ku tanyakan andai perempuan tadi mau apa kau akan memacarinya mengingat sekarang kamu sudah punya pacar?. Dengan pasti dia menjawab, pacarku (yang kebetulan tidak berjilbab) hanya cocok untuk dijadikan pacar saja sedangkan perempuan tadi tidak cocok untuk dijadikan pacar tapi istri. Subhanallah ukhti, jawaban itu membuatku tersentak. Ternyata ada bagian dari hati dan pikiran laki-laki yang tersembunyi yang tak dapak kita jangkau. Coba simak baik-baik jawaban itu ukhti, ternyata laki-laki tidak akan berani mendekatimu jika hanya sekedar main-main atau bersenang-senang tapi dia akan mendekatimu untuk mengikatmu dalam ikatan pernikahan dimana yang haram menjadi halal, dosa menjadi pahala dan nafsu menjadi ibadah. Bahkan ukhti, banyak saya perhatikan bahwa orang yang mendekati perempuan berjilbab adalah laki-laki yang baik-baik, sekalipun dia didekati oleh laki-laki  biasa tapi terkadang laki-laki itu berniat berubah menjadi lebih baik setelah dekat dengan perempuan berjilbab.

Ukhti, apa yang kau takuti jika berjilbab?
Tak ada yang perlu kau takuti bahkan banyak hikmah yang bisa kau petik. Jika sekarang kau takut berjilbab karena tidak bisa menjaga prilaku, maka dengan berjilbab jilbablah yang akan menjaga prilakumu. Karena ketika kau hendak melakukan sesuatu yang nyeleneh maka kau akan berpikir dua tiga kali untuk melakukannya ketika mengingat jilbab yang kau kenakan. Pakain hijab itulah yang akan membantumu mengingat Allah dari maksiat.
Bahkan kita mendapat tambahan bonus ukhti, kulit menjadi lebih putih, mulus, lebih terjaga, karena terlindung dari sinar matahari. Hehe… banyak perempuan yang pada dasarnya berkulit hitam atau coklat setelah berjilbab sedikit demi sedikit berubah menjadi lebih terang.
Ukhti, jadi apalagi yang kau takuti jika berjilbab?. Tak ada sama sekali. Dengan berjilbab kita belajar menjadi manusia dan hamba yang lebih baik, dengan berjilbab kita berusaha menjaga kehormatan kita agar tetap menjadi permata, dengan berjilbab kita bangga menjadi orang islam yang begitu diperhatikan, kita bangga menjadi umat Muhammad.
Mulai sekarang marilah kita memperbaiki pola pikir kita tentang jilbab, dan marilah sekarang kita berjilbab tentunya dengan jilbab yang syar’i yaitu menutup seluruh tubuh kecuali yang biasa nampak seperti wajah dan telapak tangan, tidak tipis, dan tidak memperlihatkan bentuk tubuh. Jangan sampai ukhti kita berjilbab tapi telanjang.
Marilah kita berjilbab dan memperbaiki jilbab kita bukan juga karena hikmah dan keuntungan di atas tapi semata-mata karena-Nya, karena Allah sang pemilik hidup yang hanya kepadaNya lah kita akan kembali.
Semoga bermanfaat.

1 komentar:

Tinggalkan walau setitik tinta