Sedikit berbagi tentang angin yang terlintas di benakku
malam ini.
Tahu kawan selepas penghambaanku pada-Nya ku teringat
kenakalan kita di dibangku ilmu saat
sama-sama menjadi tahanan. Tahanan akademik yang berjuang untuk bebas dengan
gelar yang akan melekat bukan hanya di nama tapi juga di jiwa, dan mungkin
menjadi kebanggaan bagi raja dan ratu kita di istana sederhananya.
Kawan….
Telah lebih 4 tahun ku lalui masa itu, masa ketika 10 jemari penegak tubuhku mulai menginjak
tanah ibu kota untuk cita-cita yang tak pernah berubah, mungkin begitu juga
kamu. Dan takdir Allah mengumpulkan kita di ruang sempit penuh keceriaan dan
persaingan yaitu ruangan D. Di ruangan itulah kita memulai kelakar kita yang
menggila, narsis yang mendalam, dan diskusi yang memanas setiap kita bertahan
dengan yang kita pertahankan. Ejekanmu bukanlah hal yang harus kupersidangkan bahkan itulah sumber tawa
yang bisa menjadi senjata ku untuk melawan ejekanmu. Walau kadang sering ada
paham yang tak selaras, tapi tak jarang juga kita saling mendukung, memotivasi
bahkan melengkapi kekurangan masing-masing ketika Tuan Dosen mulai membantai
kita dengan tugasnya yang mengandung madu ilmu. Cinta juga tak pernah alpa
berbaur dalam keakraban kita hingga membuat kita menjadi pasangan-pasangan
walau tak awet. Hhmmm kawan sungguh manis saat-saat itu, walau kita terbagi
dalam kelompok-kelompok tapi ku yakin di nurani kalian kita tetap satu dalam
ikatan sejati. Dan kini itu telah menjadi catatan dalam diary hidup kita bahkan
ku berikan halaman khusus dihatiku.
Kawan,,,,
Catatan ini mengandung 1 pesan “jika tua nanti kita kan
hidup masing-masing ingatlah hari itu”, cukup sederhana kawan tapi itu kadang
kita lupakan ketika kita sibuk dengan dunia yang menjadi ambisi. 4 tahun bersama
jadikanlah sejarah langka karena itu tak akan terulang lagi. Berjalanlah kawan
menatap masa depan mu, tahap pertama telah berhasil kita lalui dengan mulus
semoga kita berhasil melewati tahap berikutnya yang mungkin akan lebih berat
karena hidup tak lepas dari cobaan. Baiklah kawan itulah sekilas angin yang
menyejukkanku malam ini, semoga kita akan dikumpulkan lagi oleh Pemilik nafas jika tidak dunia semoga di akhirat kelak.
aamiin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tinggalkan walau setitik tinta