Rabu, 17 Juli 2013

Kau segala-galanya


Keindahan di atas segala keindahan
Menawan, rupawan Kau menata
Seluruh indah tanpa tertinggal
Adakah kata yang mampu mewakili?
Kebesaran di atas kebesaran
Kuasa, kegagahan sepenuhnya Kau miliki
Tak Kau perlukan sesiapa
Kau raja di atas segala raja
Penyayang dari segala yang menyayangi
Merangkul semua sampai yang berpaling
Memberi, mengaliri rezeki tanpa memilih
Kau Maha baik dari semua yang baik
Dosa menggunung terampuni jika bersungguh
Sedetik pun tak Kau tinggali mereka
Memang, Kau Pengasih di atas yang terkasih
Pernahkah Kau memilih siapa yang dikasih?
Tak pernah, sungguh tak pernah.
Kurang apalagi Kau?
Lalu bagaimana balasan mereka?
Tapi Kau tetap tersenyum, masih sama masi memberi
Dan memang, Kau sempurna di atas segala kesempurnaan
Maha di atas segala yang maha
Kuasa di atas segala kekuasaan
Adakah yang mampu menandingi Mu?
Kau memang segala-galanya
Tapi satu, Kau bukan Tuhan di atas Tuhan
Karena Tuhan tak punya sekutu
Kau satu
Selalu, selamanya
Allahu Ya Robbi

Sabtu, 25 Mei 2013

Apa yang kau takuti, jika berhijab?



Ukhti, sekedar ingin mengingatkan bahwa berjilbab itu bukan pilihan tapi suatu keharusan. Mau tidak mau, siap tidak siap. Bukan memaksa tapi ini adalah perintah Allah yang termagtub dalam Al-Quran surat An-nur ayat 31. Allah tidak hanya memerintahkan kita untuk sholat, puasa, atau berzakat tapi juga berjilbab. Perintah berjilbab sama halnya dengan perintah-perintah Allah yang lain yang harus dilakukan. Jadi bukan berarti orang yang buruk akhlaknya tidak boleh atau tidak harus berjilbab, meskipun alangkah lebih baiknya jika orang berjilbab disertai dengan ahlak yang baik.  Lagi pula ukhti, saya bisiki ya berjilbab itu punya banyak hikmah buat kita.

Ukhti, apa yang kau takuti jika berjilbab?
Apakah kamu khawatir jika berjilbab tidak akan kelihatan cantik lagi? Salah besar ukhti. Coba kau lihat baik-baik perempuan yang berjilbab, kecantikan yang ditampilkan berbeda dengan perempuan yang tidak berjilbab. Perempuan berjilbab akan memancarkan kecantikan dari hati yang tidak akan luntur dimakan waktu. Perempuan berjilbab tidak hanya cantik dilihat bahkan menyejukkan, menenangkan, adem rasanya. Dia senantiasa kelihatan anggun dengan busananya yang tertutup.

Ukhti, apa yang kau takuti jika berjilbab?
Apakah kamu takut jika berjilbab tak ada laki-laki yang mendekatimu? Pemikiran ini salah ukhti. Sebab tak

Minggu, 12 Mei 2013

Kau yang Terhebat, IBUKU…



Hari ini kudapati suaramu goyah ketika bicara denganku, ku tahu benar nada-nada suara seperti itu akan keluar ketika kita berusaha menahan tangis. Ku menunduk, tak kuasa ku menatap wajah bidadari yang penuh cinta itu bersedih. Perlahan, ku beranikan menatap wajahmu. Dan kutemukan air itu mengembun di mata indahmu. Sekuat hati kau tahan, sampai suaramu ku dengar semakin samar. Ku tahu, kau tak ingin menangis dihadapanku. Ku tahu itu.
Ibu, untuk kali keduanya dalam sejarah hidupku kita bercakap dalam suasana kasih mengasihi seperti itu. Terakhir seingat ku dulu pernah kau bicara seperti itu bahkan menangis, saat kau akan meninggalkan aku sejenak dalam pusara sepi karena kau akan mencari penghidupan yang layak untuk kita, untuk istana mungil kita.
Ibu, aku adalah anak gadis yang tak banyak bercerita padamu seperti kebanyakan mereka bercerita pada ibunya tentang sekolah, teman, hobi, bahkan kisah cintanya. Maaf ibu, pembiasaan itu tak bisa kupaksa karena jarak yang menciptakannnya. Walau ku tahu, kau pun sebenarnya ingin mendengar cerita, keluh kesah atau pandanganku tentang kehidupan ini. Dan sejujurnya dari hati nan dalam aku pun ingin begitu. Amat, teramat sangat ingin. Ingin mendekap dalam pelukan hangatmu, lalu kau membelai rambutku dengan manja, dengan penuh kasih, dan kuluahkan segala isi hatiku.
Ibu, hari ini kau keluarkan isi hatimu tentang mereka yang kau anggap semena-mena menilaiku. Kau membara, kau tak suka mereka mengatakan aku ini dan itu. Kau keberatan jika mereka menyepelekanku, kau bersihtegang menentang opini-opini tentangku sebelum mereka mengenalku. Luar biasa ibu, sedalam inikah cintamu?. Pemikiran yang kau degupkan lewat suaramu persis dengan alur pikirku. Kepercayaan itu sepenuhnya kau berikan untukku. Mungkin darimulah ku belajar mendiri, menyelesaikan masalah tanpa menyangkutpautkan sesiapa.

Aku dalam Lingkaran Keduanya (Part 2)



Alasannya klise, karena ikatan ini tak ada dalam agama, jadi kenapa harus merasa memiliki. Dia menguraikannya sebagai orang yang baru dan untuk pertamakalinya jatuh cinta. Ku mengerti, karena dia belum paham betul tentang rasa dan ini pengalaman pertamanya. Akhirnya kuberjalan diatas dua roda. Inilah yang kumaksud tidak mungkin terdapat dua hati dalam satu rongga dada. Tapi nyatanya ada rasa yang sama bahkan terukur rapi. Ada saat satu lebih dari yang satu, tapi itu bergantian, berganti lagi dan terus berganti. Kemudian hati kedua mulai merasa terkoyak, ternyata ini tak selaras dengan yang pernah dilontarkan, terlalu perih, sakit, meremukkan jiwa raga kira-kira itu gambarannya, sering berakhir tapi selalu bisa terjalin lagi, dia begitu kuat. Tapi aku, masih berdiri di tempat yang sama dalam dua hati. Walau kasar mungkin aku bisa dibilang jahannam, yang satu tersakiti sedangkan yang satu terdustai. Ups kejam memang. Sampai akhirnya lelah menghampiri, sampai kapan akan seperti ini? Ya Allah, berikan ketegasan dalam diri agar bisa menentukan yang harus ditentukan.
Hampir setahun berlalu, kondisi itu menggrogotiku. Belum bisa kumaknai rasa yang ada, sebenarnya untuk siapa?.kestiaan itu kini asing bagiku. Tiba-tiba masalah dulu kembali mencuat. Ayah bunda berucap lagi, alangkah baiknya aku tidak dengan yang pertama karena tidak terlalu baik, itu menurutnya. Sedangkan yang kedua aku dikira bergurau, tak serius dan mereka menyodorkan pilihannya. Maaf ayah, bunda bukan aku tak mengini ridhomu, tapi ini hati tak bisa dibentuk sesukanya, dengan tertatih ku jelaskan, kutolak walau dengan samar-samar karena tak berani. Walau sebelumnya sempat ku membuka pintu untuk mencoba namun komunikasi mengisyaratkan aku tak bisa melebur dengannya. Sampai pilihan itu membuyar, dan hanya meninggalkan bayangan terhias torehan kenangan pahit.

Sabtu, 11 Mei 2013

Aku dalam Lingakaran Keduanya ( Part 1)



Jam di note book menunjukkan angka 00.14 WITA, mata belum terlelap padahal penglihatan sering memburam dengan air yang membening di permukaanya lalu berkumpul di ujung mata tanpa aliran, dan setitik demi setitik pun jatuh tanpa sensasi. Ini bukan menangis karena tak ada yang perlu ditangisi. Sebab sekarang Ia mendekapku. Ku rasakan betul kehangatan itu, sungguh tak ada dekapan selembut ini. Damai, aman, dan indah. Tsunami sekalipun takkan kusegani jika ia menghantam. Tapi sayang seribu bahkan sejuta kali sayang terkadang pelukanNya tak erat, bahkan sesekali lepas. Bukan kerenaNya, melainkan aku yang tak setia, selalu membagi cinta dengannya dan dengannya.
Telah banyak waktu ku habiskan bersama yang lain dalam lingkaran dunia beserta keharaman cintanya. 1 tahun, 2 tahun, 3 tahun bahkan berlipat-lipat lagi.
Pertama dengannya, sejak jiwa masi kosong. Ku tanam, ku siram, ku taburi penyubur lalu ku jaga. Tumbuhlah ia menjadi taman indah dengan sekuntum bunga, dalam setangkai beragam warna terlukis yang tak luput dari kumbangnya. Menyenangkan buatku dan mengesankan untuk mereka yang melihat. Sungguh tak ada ruang hati untuk yang lain, semua terpenuhi. Pelajaran berharga pertama yang kadang bahkan sangat sulit ku terapkan. Sekarang ini.

Minggu, 05 Mei 2013

Ketika cinta menuntut cinta

Pertumbuhan alami yang rentan
Di masa dunia bergejolak
Menciptakan rasa sesak dan bergemuruh
Di atas remang cahaya surge kecil

          Bagai arus yang kadang berkerikil
Membentuk gelombang  namun tetap berhulu
Begitulah cinta  di ruang sempit bernafas
Naik turun dengan segala angan

Ketika cinta menuntut cinta
Gundah, gelisah, keyakinan membara kuat
Namun  embun tetap bening di  daun hijau
Manjaga  s’lalu demi penyejuk batin

          Dalam perjuangan menggapai hidup
          Akhirnya cinta berada di atas cinta
          Karena lawannya cinta  merasuk sukma
          Ternyata indah namun di atas siksa

Rabu, 01 Mei 2013

CINTA *Memory SMA 25032007*



Cinta adalah rasa yang datang dari hati
Menyayangi dengan sepenuh hati
Setia dengan setulus hati
Berkorban dengan kerelaan hati
Merindu untuk pertemuan sejati
Dan cinta ini hanya dipersembahkan kepada Allah yang Maha Pengasih