Selasa, 30 April 2013

Hati



Tak bisa terlelap membuat otak berpikir, walaupun malam semakin larut tapi tak membuat pikiran melambung jauh. Otak memikirkan sahabat dekatnya yang selalu menjadi pertimbangan ketika dia harus mengolah data tentang kehidupan. Ya hati, hati yang menjadi penentram si pemilik hati itu sendiri. Hanya sebentar saja,  otak terkapar tak sanggup loading untuk mencari tahu hakikat hati. Karena gumpalan daging ini tertaburi debu-debu rahasia yang tak dapat di jamah oleh otakku. Dalam hembusan nafas yang panjang akhirnya ku putuskan untuk meminta kepada pemilik hati.
Ya Allah…
Jika boleh hamba meminta, hamba ingin hati ini tidak di bolak-balikkan. Bukan karena tidak menerima garis takdir  tapi hamba hanya ingin ketika hati ini di arahkan ke depan wajah-Mu yang begitu mendamaikan, hamba tidak ingin membelakangi- Mu lagi. Karena kedamaian itu tidak ku dapatkan dari manusia atau ciptaan-Mu yang lain.
Ya Allah…
Jika boleh hamba meminta, jauhkan hati hamba dari risau galau yang menerkam. Bukan karena saya tidak bisa memeliharanya tapi hamba terkadang sulit memahami keinginan hati sendiri. Dia terkadang  liar, merangkum semua emosi sehingga ku merasa menjadi manusia berhati tapi berhati batu yang sulit ku jinakkan.
Ya Allah
Jika boleh hamba meminta, jadikanlah hati hamba hati yang setia. Setia hanya pada-Mu seumur hidupku. Jangan biarkan hati hamba berkiblat pada yang lain cukuplah kebesaranMu menjadi dambaanku. Buatlah penilain manusia itu ku lupakan, karena yang terpenting adalah penilain-Mu tentangku. Tentang semua baik buruk yang kulihat, kudengar, kusentuh, dan yang kulakukan.
Ya Allah…
Sebenarnya hamba malu untuk meminta terus, tapi keadaan ini benar-benar menyiksa. Kalau boleh, bolehkah hamba meminta Engkau menghadiahkanku kado hati yang baik yang bisa  ku pakai setiap waktu. Bukan karena saya tidak mau berusaha  mendapatkan hati baik, hanya saja saya sudah lupa bagaimana caranya menjadi orang yang baik hati.
Ya Allah …
Jika boleh hamba meminta lagi, apakah bisa kau tarik saja musuh hati yang terbuat dari api yang selalu mencari cela dari kelengahan hati ini? Bukan karena hamba tidak mau hidup berdampingan dengannya tapi kehadirannya terkadang meluluhlantakkan hati hamba, mencabik-cabik dan mengikis iman yang ku tanam dengan susah payah. Dia selalu menjatuhkan hatiku dalam maksiat, bahkan dalam ibadah sekali pun ia tetap tembus seperti air yang merambat ke segala arah. Keistiqomahan yang ku idamkan sebagai muslimah hampir menjadi harapan saja karena godaanya yang ingin mengajakku untuk mengumbar aurat yang menjadi mahkota keperempuananku.
Ya Allah…
Mungkin semua permintaanku tak masuk akal dan menggambarkan orang yang putus asa. Terserahlah, yang saya tahu Engkau lah tempatku meminta segala sesuatu. Dan permintaanku yang terakhir dengarlah lirihan hati yang tidak baik ini dan jamahlah ia.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tinggalkan walau setitik tinta